Selasa, 28 Juli 2009

When We Lost Someone Important - chapter 1

Title: When We Lost Someone Important
Author: zeroxasuzaku aka Dhanee
Rating: PG
Genre: angst, school life, human drama
warning: agak mengandung kekerasan *mungkin*, dan kayaknya bakal ada shonen-ainya tuh. wkwkwkwkwk
disclaimer: yang cowo jonis, yang cewe yang bikin dan yang ditawarin untuk menjadi tokohnya

Suatu malam di rumah sakit.

“Oeee… oeee… oeee…” bunyi tangisan bayi yang keluar dari perut sang ibu.

“Wah, bu! Anaknya laki-laki.” kata dokter.

“Pa, anak kita laki-laki lagi” kata sang ibu kepada sang ayah dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

“Iya, ma!” jawab sang ayah dengan senyum yang tak kalah lebar, “tapi ibu harus bertahan untuk mengeluarkan 2 bayi lagi.”

5 menit kemudian.

“Oeee… oeee… oeee…” bayi kedua pun keluar dari perut ibunya.

“Bu, anaknya laki-laki semua nih kayaknya!” sahut dokter.

“Kayaknya gitu, Dok! Hehe!” sang ibu yang berusaha melahirkan masih bisa nyengir.

“Satu bayi lagi, ma! Berusahalah”

5 menit kemudian.

“Oeee… oeee… oeee…” bayi ketiga pun keluar.

“Kawaii akachan tachi” kata dokter sambil meletakkan bayi di sebuah box bayi kecil, “sudah bikin nama untuk anaknya, pak? Bu?”

“Sudah” jawab sang ayah, “yang paling tua saya beri nama Fukasawa, yang kedua Shota, yang ketiga Hikaru.”

“Nama yang bagus”

Di luar, terdapat dua balita kembar bersama dengan baby sitter-nya masing-masing. Si kembar ini adalah kakak dari bayi kembar 3 yang lahir barusan. Namanya adalah Shoon dan Reon. Sekarang mereka telah menginjak umur 3 tahun.

“Shoon mau liat adek bayi!” seru Shoon kecil dengan nada antusias.

“Shoon baru boleh liat adek bayi besok. Ini udah malem, adek bayinya pada tidur.” kata Koji.

“Gitu ya? Shoon ngantuk. Hoaaahm” kata Shoon sambil mengucek matanya pelan dan menguap dengan lucunya.

“Reon besok mau liat ade bayi! Ga sabar!” kata Reon.

“Besok pagi kita ke sini lagi ya. Kata papa, Shoon sama Reon harus tidur di rumah.” kata Takeru.
Mereka berempat pun pulang ke rumah dengan supir pribadi yang setia mengantar ke mana saja. Sampai di rumah, setelah menidurkan balita kembar ini, para baby sitter langsung nemplok ke tempat tidur saking capek dan sibuk mengurus 2 anak yang aslinya bandel ini.

***

Keesokan harinya, mereka pun kembali ke rumah sakit setelah si kembar Shoon dan Reon selesai makan siang. Di kamar ibunya, telah menunggu 3 bayi mungil untuk disusui secara bergantian. Papanya sedang bermain dengan bayi-bayi itu.

“Shoon mau liat ade bayi!” seru Shoon saat masuk ke kamar ibunya

“Reon juga!” seru Reon.

“Ssst, jangan berisik! Nanti adek bayinya nangis.” kata Tsuyoshi mengingatkan.

Mereka berdua menaruh jari mereka di mulut masing-masing sambil mengatakan “Ssssst” secara bersamaan.

“Sini kalo mo liat adek bayi.”

“Kawaii!” kata Reon.

“Namanya siapa aja, Pa?” tanya Shoon.

“Yang lagi disusuin itu namanya Fukasawa. Tapi dipanggilnya Fukka aja biar lebih singkat. Yang kedua ini namanya Shota. Yang ketiga namanya Hikaru.

“Ii ne namae wa!” sahut mereka berdua secara bersamaan.

Mereka pun bermain dengan adik-adik baru mereka secara bergantian. Untungnya, adik-adik bayi tidak menangis saat diajak bermain.

***

Mereka berlima selalu bersama kapan saja di mana saja. TK dan SD mereka berlima pun sama. Sayangnya, saat Shoon Reon berumur 10 tahun dan Fukka Shota Hikaru berumur 7 tahun, orang tua mereka cerai dan mengharuskan mereka berlima untuk berpisah. Shoon Reon bersama Ibunya, Fukka Shota Hikaru bersama bapaknya. Tapi mereka berlima tetap dekat sebagai layaknya kakak adik karena mereka masih satu sekolah.
Itu semua harus berakhir saat Shoon dan Reon lulus dari SD dan melanjutkan ke tingkat SMP. Fukka, Shota, Hikaru masih belum diizinkan untuk keluar rumah terlalu lama setelah jam pulang sekolah. Mereka pun berinisiatif untuk rajin mengirimkan e-mail minimal seminggu sekali.

Setelah Fukka, Shota, dan Hikaru masuk ke jenjang SMP, mereka sudah diperbolehkan untuk pulang terlambat tetapi harus dengan alasan yang jelas. Mereka memakai kesempatan itu untuk bertemu dengan kakak-kakaknya. Berbagai alasan dilontarkan agar mereka bisa bertemu dan pergi bersama-sama.

***

Pagi yang cerah, matahari memancarkan sinar hangat untuk hari ini. Khusus pagi ini, yang kebagian jatoh dari tempat tidurnya adalah Fukka.

“Ngh~” Fukka yang baru bangun dari tidurnya pun ngulet, “ittai!” seru Fukka yang merasa badannya sakit.

Shota yang awalnya masih tertidur pun jadi bangun karena mendengar teriakan Fukka.

“Hikaru, bangun! Hari ini kita menang dari Fukka.”

“Hontou?” tanya Hikaru yang masih serak karena baru bangun.

“Serius! Liat tuh di bawah!”

“Shota, diem ah! Sakit tau ditendang kalian berdua!” keluh Fukka yang langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, “gw mandi duluan!”

“Ga bisa! Gw duluan!” sahut Hikaru yang langsung melompat dari kasurnya.

“Fukka mandinya lama, Hikaru apalagi! Udah gw duluan yang mandinya cepet!” seru Shota.

“Apa-apaan lo?! Kalian beresin tuh tempat tidur! Gw yang mandi duluan!” kata Fukka sambil mendorong 2 saudara kembarnya untuk menjauh dari kamar mandi.

Shota dan Hikaru langsung terdiam jika melihat Fukka marah. Mereka langsung merapikan tempat tidur dan menunggu giliran mandi. Sebelum memasang gakuran, mereka merapikan kemejanya satu sama lain. Begitu juga setelah memakai gakuran, mereka saling tolong menolong untuk merapikannya.

“Ohayou, otou-san!” sapa Fukka ke ayahnya saat turun.

“Ohayou.” sapa Shota

“Ohayou!” sapa Hikaru.

“Ohayou, minna!” sapa Bapak, “pada sarapan dulu yuk!”

Mereka pun menyantap makan pagi sampai habis.

“Kalian bertiga hati-hati ya di jalan.”

“Hai! Ittekimasu!” kata si kembar kompak yang langsung keluar dari rumah.
Mereka pun langsung menuju jalan setapak menuju sekolahan. Jalanan itu memang selalu dipenuhi oleh anak-anak sekolah saat pagi dan jam pulang sekolah. TK, SD, SMP, SMA, semuanya lewat jalan itu.

“Ohayou!” sapa Ikki yang juga baru keluar dari rumahnya.

“Bareng yuk!” ajak Shota.

“Un!”

Mereka berempat berjalan bersama-sama sambil melihat keadaan sekitar. Ada yang jalan sambil belajar, ada yang sambil pacaran, ada yang tasnya dibawain, macem-macem deh pokoknya.

“Ohayou!” seru Ryota dan Daisuke bersamaan sambil berlari ke arah si kembar dan Ikki.

“Liat deh! Sanada sama Marina pagi-pagi udah pacaran aja.” sahut Ikki.

“Bilang aja cemburu! Hahahahahahahahahahaha!” kata Daisuke yang disambut oleh gelak tawa dari teman-temannya.

“Itu lebih parah lagi. Sejak kapan Nozawa jadi babunya Mika?” tanya Shota yang membuat Hikaru jadi malas melihatnya.

Tidak lama kemudian, datanglah kakak beradik Risa dan Abe. Mereka bisa jadi satu angkatan karena Abe lompat kelas pas SD. Selain Risa dan Ryohei, datang juga Asuka.

“Risa, Ryohei, ohayou!” sapa Asuka.

“Ohayou, Asuka!” sapa Risa.

Ryohei mempercepat langkahnya dan meninggalkan mereka berdua. Kedatangan mereka membuat Fukka dan Shota menjadi lebih kalem karena Fukka menyukai Risa dan Shota menyukai Asuka.

***

Bel masuk berbunyi. Meski sudah bel, tetap saja masih ada yang di luar. Yang di kelas saja belum semuanya duduk di tempat masing-masing. Katou, si biang gosip kelas, datang dengan berlari menuju ke kelas.

“Ada berita!” seru Katou yang langsung berdiri di belakang meja guru.

“Gosip apa lagi nih?” tanya Funabiki, si Playboy gagal.

“Ada anak baru!”

“HEEEEE?!” suara satu kelas yang langsung gempar mengatakan, “Dare?”

“Cewek atau Cowok?” tanya Ikki.

“Kebetulan yang tak terduga. CEWEK!” kata-kata Katou menggemparkan satu kelas.

“Cantik ga? Cantik ga?” tanya Funabiki.

“Belum tau. Nanti sensei ke sini bawa dia.”

Semuanya langsung kembali mengobrol satu sama lain. Fukka malah melanjutkan gamenya dan Sakuma hanya diam di belakang.

“Siapa yah anak barunya? Penasaran gw.” kata Risa sambil mengobrol dengan Asuka dan Mika.

“Gw sih ga terlalu peduli.” jawab Mika dengan nada dingin.

“Hah? Emang mau ada anak baru?” tanya Asuka yang mulai kumat lemotnya.

“Asuka, lola bener sih lo? Tadi baru aja si Katou bilang mo ada anak baru. Di kelas ini.” jawab Risa.

“Cewek? Cowok?”

“Cewek!” jawab Risa dan Mika bersamaan.

Wali kelas pun datang bersama dengan murid baru itu. Gadis itu bertubuh tinggi, wajahnya masih tampak seperti anak-anak, kurus tapi nggak kerempeng, dan memiliki gingsul yang menjadi ciri khasnya.

“Heeeee,” seru anak-anak satu kelas yang dilanjutkan oleh keberisikan mereka.

“KAWAII NA ONNA!!!” seru Funabiki yang membuat satu kelas gempar untuk meng-tsukkomi Funabiki.

“Urusai!” seru Ryohei yang jarang sekali mengeluarkan suaranya, membuat anak-anak langsung terdiam.

Ryohei yang hanya menengok ke belakang sebentar langsung membuat anak-anak kembali ke tempat duduk masing-masing.

“Ah!” kata Daisuke yang baru melihat wajah anak baru itu dengan raut muka kaget.

“Mizuki-chan (?)” Risa menggumam dengan nada berbisik.

“Risa, daijoubu? Kamu kenal sama dia?” tanya Asuka.

“Un? Ah, daijoubu! Aku ngerasa kayak kenal aja.”

Asuka hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O.

“Hai, hari ini kita kedatangan murid baru. Namanya Arisawa Mizuki. Mizuki-san, harap memperkenalkan diri.” kata Inohara-sensei yang lebih sering dipanggil Inochi-sensei.

“Arisawa Mizuki desu. Yoroshiku onegaishimasu.” kata Mizuki sambil menunduk sopan.

“Mizuki ini dari sekolah khusus wanita. Pindah ke sini karena ingin mencari suasana baru. Benar begitu bukan, Mizuki-san?” tanya Inochi-sensei.

“Hai!” jawab Mizuki semangat.

“Sensei, bangku di belakang saya kosong!” seru Nozawa sambil cengengesan padahal nggak ada yang lucu sama sekali.

“Mizuki-san, silahkan duduk di sana. Hai, kita mulai pelajaran kita tentang . . .” Inochi-sensei langsung mengawali pelajaran.

***

Bel makan siang sekaligus istirahat akhirnya berbunyi. Kebanyakan dari murid-murid kelas 2A memakan makan siang dari sekolah. Beberapa juga membawa obentou. Meski sudah disiapkan dar sekolah, tetap saja ada yang tidak memakannya.

“Haruna, doushita? Kok nggak dimakan makan siangnya?” tanya Asuka.

“Aku mau diet.” jawab Haruna.

“Masih SMP udah diet? Belom waktunya untuk melakukan.” kata Risa dengan nada jutek.

“Puasa aja kalo gitu. Lebih sehat kan?” kata Mika dengan nada dingin.

“Udah lah, Risa! Ga usah bikin ribut.” kata Fukka.

“Terserah deh!” kata Risa yang langsung menyantap makanannya dengan muka agak sebal.

Di kelas ini memang banyak yang suka-sukaan. Yah, namanya juga remaja gitu. Itu lumrah kali. Seperti Sanada dan Marina. Di kelas ini juga ada orang-orang yang langganan 3 besar di kelas. Mereka adalah Ryohei, Haruna, dan Ami. Ami dan Haruna diam-diam menyimpan hati pada Ryohei. Tapi Ryoheinya cuek aja nggak dibales apa-apa. Meski Ryohei dingin dengan orang-orang sekitarnya, sebenarnya dia adalah anak yang baik. Dia mau membantu orang-orang mengerjakan pe-er. Senyumnya pun manis *hwehehehehehehe*. Ami memiliki seorang teman dekat bernama Rina *maap ya OCnya banyak banget buat yang cewe*.
Setelah selesai makan adalah waktu bebas. Risa, Asuka, dan Mika biasanya mengobrol di kelas, ada yang bermain di rooftop, maen bola di lapangan depan, maen basket di gym, dan lain sebagainya.

“Mizuki.” Daisuke memanggil Mizuki dan memberikan sinyal tanda harus ke rooftop.
Mizuki hanya mengangguk.

***

Di tempat yang lain terjadi bullying. 2 orang siswa membawa satu siswa ke kamar mandi, 2 lainnya mengikuti dari belakang. Sesampainya di kamar mandi, si korban didorong secara kasar oleh yang membawanya.

“Lo tuh jangan sok kepinteran deh. Gw tau lo langganan 3 besar, tapi lo juga ga punya hak buat ngediemin.” kata Hikaru.

“Ke..kedo..” Ryohei yang mau memberikan alasan sudah ditimpal oleh Shota.

“Kedo nani?!” bentak Shota.

“Yuki-kun tadi tampak ketakutan.”

“Oke, bisa diterima. Tapi sebagai hukumannya…” Sanada mendorong Ryohei ke dalam bilik toilet.

Toilet itu ditahan dari luar menggunakan tangkai pel agar Ryohei tidak bisa keluar. Fukka menyiramkan air dari atas menggunakan selang *tipikal orang ngebully banget LOL*. Setelah Ryohei benar-benar basah kuyup, barulah mereka berempat keluar dari TKP dan mulai merendam sepatu Ryohei dengan es batu.

Saat Ikki ke kamar mandi, dia membuka bilik yang ditahan dengan tangkai pel itu. Bilik itu terbuka dan 2 2nya kaget. Ikki kaget melihat Ryohei yang basah kuyup dan Ryohei kaget melihat Ikki menolongnya.

“A..arigatou!” kata Ryohei kepada Ikki yang langsung berlari ke arah kelas.

“Matte yo!” seru Ikki sambil mengejar Ryohei, “Doushitano? Kenapa bisa basah kuyup gini?”

“I..iie! Nandemonai!” jawab Ryohei tergesa-gesa, “Jyaa ne!”

Ryohei berlari sebentar dan langsung berhenti ketika bertemu Risa yang sedang berjalan-jalan di lorong kelas dengan Mizuki setelah mengajaknya berjalan-jalan mengelilingi sekolah.

“Neechan..” gumam Ryohei.

“Ryohei?!” kata Risa yang langsung menarik Ryohei ke kelas dan mengambilkan handuk kecil untuknya, “Kenapa kamu bisa kayak gini? Siapa yang ngebully kamu?”

“Nggak kok, kak! Tadi aku Cuma kecebur di kolam renang.”

“Uso! Pasti ada yang ngerjain kamu! Si kembar 3 ditambah sanada itu lagi?”

Ryohei hanya mengangguk.

“Nyari ribut mulu ya, 4 orang itu. Gw gentian bully mereka aja.”

“Terus Fukkanya gimana, kak?” tanya Ryohei sambil tertawa kecil.

“Gampang itu. Tenang aja! Paling yang masih ngajak ribut si Hikaru.”

“Kalo dia mah jangan tanya. Emang dia tadi yang duluan mulai.” suara Ryohei mulai gemetar.

“Kore!” Risa melemparkan jaketnya ke Ryohei, “pake aja. Tapi jangan protes kalo kekecilan.”

Si kembar dan Sanada memasuki kelas saat Risa melemparkan jaketnya ke Ryohei. Tentu saja Fukka cemburu, karena dia tidak tahu kalau Ryohei dan Risa adalah kakak beradik.

“Arigatou, Neechan!” kata Ryohei dengan senyuman mautnya yang jarang diliat orang-orang kecuali kakaknya sendiri.

“Iie.” balas Risa yang langsung melototin si kembar ditambah Sanada.

Mereka berempat terkejut dengan apa yang dikatakan Ryohei tadi. Mereka baru menyadari mengapa marga Risa dan Ryohei itu sama. “Kakak beradik tho? Pantesan kok Risa ngejaga Ryohei terus.” pikir mereka berempat.

Tidak ada komentar: