Kamis, 20 Agustus 2009

Wasurenai Hito - Chapter 1

Title: Wasurenai Hito
Author: zeroxasuzaku a.k.a dhanee
Genre: School Life, Human Drama, a bit of Romance
Rating: PG-13
disclaimer: for boys their johnnys, for girls thanks for your cooperation ^^

Chapter 1

2 tahun yang lalu

Fukka’s POV

Pagi yang cerah, matahari memancarkan sinar hangat untuk hari ini. Khusus pagi ini, yang kebagian jatuh dari tempat tidur adalah aku.

“Ngh~” aku yang baru bangun dari tidur yang pulas pun mengulat, “ittai!” seruku karena badanku sakit.

Shota yang awalnya masih tertidur pun jadi bangun karena mendengar teriakanku.

“Hikaru, bangun! Hari ini kita menang dari Fukka.” seru Shota

“Hontou?” tanya Hikaru yang masih serak karena baru bangun.

“Serius! Liat tuh di bawah!”

“Shota, diem ah! Sakit tahu ditendang kalian berdua!” keluhku yang langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, “gw mandi duluan!”

“Nggak bisa! Gw duluan!” sahut Hikaru yang langsung melompat dari kasurnya.

“Fukka mandinya lama, Hikaru apalagi! Udah gw duluan yang mandinya cepet!” seru Shota.

“Apa-apaan lo?! Kalian beresin tuh tempat tidur! Gw yang mandi duluan!” bentakku sambil mendorong 2 saudara kembarku untuk menjauh dari kamar mandi.

Shota dan Hikaru langsung terdiam jika melihatku marah. Mereka langsung merapikan tempat tidur dan menunggu giliran mandi. Sebelum memasang gakuran, mereka merapikan kemejanya satu sama lain. Begitu juga setelah memakai gakuran, mereka saling tolong menolong untuk merapikannya.

“Ohayou, otou-san!” sapaku pada otou-san saat turun.

“Ohayou.” sapa Shota

“Ohayou!” sapa Hikaru.

“Ohayou, minna!” sapa otou-san, “pada sarapan dulu yuk!”

Kami menyantap makan pagi sampai habis.

“Kalian bertiga hati-hati ya di jalan.”

“Hai! Ittekimasu!” kata kami kompak yang langsung keluar dari rumah.

***

Shota’s POV

Kami berjalan menuju jalan setapak yang menuju sekolahan. Jalanan itu memang selalu dipenuhi oleh anak-anak sekolah saat pagi dan jam pulang sekolah. TK, SD, SMP, SMA, semuanya lewat jalan itu.

“Ohayou!” sapa Ikki yang juga baru keluar dari rumahnya.

“Bareng yuk!” ajakku.

“Un!”

Kami berjalan bersama-sama sambil melihat keadaan sekitar dan mengobrol. Ada yang jalan sambil belajar, ada yang sambil pacaran, ada yang tasnya dibawain, macem-macem deh pokoknya.

“Ohayou!” seru Miyadate dan Sakuma bersamaan sambil berlari ke arah kami.

“Liat deh! Sanada sama Marina pagi-pagi udah pacaran aja.” sahut Ikki.

“Bilang aja cemburu! Hahahahahahahahahahaha!” kata Sakuma yang disambut oleh gelak tawa dari teman-temannya.

“Itu lebih parah lagi. Sejak kapan Nozawa jadi babunya Mika?” tanyaku yang membuat Hikaru jadi malas melihatnya.

Tidak lama kemudian, datanglah kakak beradik Risa dan Ryohei. Mereka bisa jadi satu angkatan karena Ryohei lompat kelas pas SD. Risa adalah orang yang disukai Fukka. Mereka cukup dekat dan tampaknya sedikit lagi bakal pacaran. Selain Risa dan Ryohei, datang juga Asuka. Asuka itu, orang yang aku suka. Huwaaaa, doki-doki suru da!

“Risa, Ryohei, ohayou!” sapa Asuka.

“Ohayou, Asuka!” sapa Risa.

Ryohei mempercepat langkahnya dan meninggalkan mereka berdua. Memang anak itu tidak suka bersosialisasi, malah kadang terlampau cuek. Aku lebih senang sama Asuka karena Asuka itu sesuai dengan tipeku. Fukka yang dari tadi tertawa dan masih bisa membuat bahan obrolan jadi terlihat lebih kalem kalau melihat Risa. Mungkin karena deg-degan kali ya.

“Eh, kok pada diem sih ni anak berdua?” tanya Ikki.

“Kan ada gebetannya di depan.” sahut Hikaru yang disambut oleh tawa Ikki, Sakuma, dan Miyadate.

“Tadi lu cemburu kan liat tasnya Mika dibawain sama Nozawa?” candaku pada Hikaru.

“Nggak usah dibahas deh.” kata Hikaru yang mempercepat langkahnya.

Aku, Fukka, Ikki, Sakuma, dan Miyadate mengejarnya.

“Bercanda doang tau!” kataku, “nggak usah dibawa serius.”

“Gw juga bercanda kok.” kata Hikaru sambil memperlihatkan evil-smile-nya.

***

Fukka’s POV

Bel masuk berbunyi. Meski sudah bel, tetap saja masih ada yang di luar. Yang di kelas saja belum semuanya duduk di tempat masing-masing. Aku memainkan game yang selalu kubawa ke sekolah. Katokan, si biang gosip kelas, datang dengan berlari menuju ke kelas.

“Ada berita!” seru Katokan yang langsung berdiri di belakang meja guru.

Aku menge-pause game yang kumainkan dan memperhatikan Katokan bicara. Biasanya dia yang sering bawa gosip dari ruang guru ke kelas.

“Gosip apa lagi nih?” tanya Funabiki, salah satu playboy kelas kami.

“Ada anak baru!” seru Katokan dengan senyum lebarnya

“HEEEEE?!” suara satu kelas yang langsung gempar mengatakan, “Dare?”

“Cewek atau Cowok?” tanya Ikki.

“Kebetulan yang tak terduga. CEWEK!” kata Katou menggemparkan satu kelas.

“Cantik ga? Cantik ga?” tanya Funabiki dengan wajah antusias.

“Belum tau. Nanti sensei ke sini bawa dia.”

Setelah pengumuman itu, teman-teman sekelasku langsung bergosip. Nggak cewek, nggak cowok, semuanya emang tukang gosip di kelas ini. Aku tidak terlalu tertarik dengan masalah ini. Jadi, kulanjutin aja gameku. Kalau kulihat-lihat, tidak semua teman-temanku suka gosip, apalagi buat yang cowok. Ryohei tetap serius dengan bukunya, Sakuma hanya diam di bangkunya, begitu juga dengan Miyadate. Kalau yang cewek, setahuku yang pendiam Ami. Dia saking pinter dan rajinnya sampai nggak pernah kelihatan bergaul. Katanya anak-anak sih, dia sering ke Harajuku sama ke Shibuya. Pasti modis lah kalo suka ke sana. Kalo diliat dari seragamnya sih, cukup modis juga. Secara nggak sengaja, aku dengerin percakapan Risa dkk. Kalo denger suara Risa jadi deg-degan banget!

“Siapa yah anak barunya? Penasaran gw.” kata Risa sambil mengobrol dengan Asuka, Haruna, dan Mika.

“Jangan-jangan artis!” kata Haruna sambil berkhayal

“Gw sih ga terlalu peduli.” jawab Mika dengan nada dingin.

“Hah? Emang mau ada anak baru?” tanya Asuka yang mulai kumat lemotnya.

“Asuka, lola bener sih lo? Tadi baru aja si Katokan bilang mo ada anak baru. Di kelas ini.” jawab Risa.

“Cewek? Cowok?” tanya Asuka

“Cewek!” jawab Risa, Haruna, dan Mika bersamaan.

Setelah mendengar percakapan mereka, aku masih serius bermain game tapi nyambi nguping juga. Oh tidak! Ternyata di sampingku ada orang yang selalu mengganggu hubunganku dengan Risa. Kulayani saja dia. Namanya Ruka. Waktu kelas 1 dulu, dia gangguin hubungan Sanada dan Marina. Untungnya mereka berpegang teguh dan akhirnya jadian juga. Masalahnya nih, sekarang targetnya aku sama Risa. Bete banget kan?

“Kenapa?” tanyaku.

“Nggak. Cuma nyamperin kamu aja.” jawab Ruka.

“Nyamperin gw? Buat apa?”

“Biar tambah deket.” kata Ruka yang memegang tanganku.

Kulepaskan saja tanganku dari genggamannya. Dikira suka apa? Sori ya. Pengganggu kayak Ruka tuh lebih baik pergi jauh-jauh dari hadapanku.

***

Shota’s POV

Kasihan sekali Fukka diganggu oleh “virus” pengganggu hubungan seseorang itu. Semoga saja Risa yang cemburuan bisa melawan si “virus” pengganggu seperti Ruka. Marina saja bisa langgeng sama Sanada meski diganggu sama Ruka. Tampaknya Ruka belum menjauh dari hadapan Fukka meski Fukka serius banget memainkan gamenya.

“Eh, virus! Pergi aja lo dari hadapan Fukka!” seruku.

Persis setelah kukatakan hal tersebut, Risa yang bangkunya ada di belakangku langsung menoleh ke arah Fukka dan air mukanya berubah.

“Ganggu mulu sih bisanya!” seru Risa.

Di kelas, aku dan Risa dijuluki oleh teman-teman sekelas “orang yang paling terus terang”. Kami kalo ngomong emang paling nyelekit, tapi kami selalu berbicara apa adanya. Karena sifat Risa yang inilah Fukka lebih menyukainya. Dulu Fukka pernah bilang, “orang kadang ngomongnya suka nggak terus terang biar nggak nyakitin hati orang. Gara-gara Shota, aku jadi tahu orang-orang yang nggak terus terang itu gimana. Nyelekit nggak papa, yang penting dia bisa ngomong apa adanya.”. Aku sangat senang saat Fukka mengatakan hal itu.

(Shota flashback kenapa Fukka bisa suka sama Risa)

Saat itu sedang berlangsung pelajaran olahraga untuk anak kelas 1 B. Fukka tidak ikut karena sakit. Meski saat itu banyak yang sakit, tapi hanya Fukka yang tidak mengikuti olahraga. Ia duduk di pinggir lapangan sambil menghangatkan diri. Risa mendekati Fukka dan mengajaknya berbicara.

“Sakit ya?” tanya Risa.

“Iya.” jawab Fukka.

“Itu anak-anak yang sakit banyak yang olahraga kok.” kata Risa, “kok kamu nggak?”

“Kata dokter aku nggak usah ikut olahraga dulu. Maklum, jantungku lemah.”

Saat Risa mau mengatakan sesuatu, dia dipanggil guru untuk pengambilan nilai.

“Gomen ne, nggak bisa lama-lama ngobrolnya. Cepet sembuh ya! Jangan sakit terus! Jyaa ne!” kata Dhanee sambil berlari menuju lapangan.

Saat itu, kulihat warna pada wajah Fukka berubah menjadi merah padam. Entah apa yang ia pikirkan. Aku melihatnya saat itu. Saat dimana Fukka menemukan cinta pertamanya.

(flashback selesai)

***

Wali kelas pun datang bersama dengan murid baru itu. Gadis itu bertubuh tinggi, wajahnya masih tampak seperti anak-anak, kurus tapi nggak kerempeng, dan memiliki gingsul yang menjadi ciri khasnya.

“Heeeee,” seru anak-anak satu kelas yang dilanjutkan oleh keberisikan mereka.

“KAWAII NA ONNA!!!” seru Funabiki yang membuat satu kelas gempar untuk menjitak Funabiki.

Aku memperhatikan anak-anak di kelas saat itu. Kulihat Sakuma dan Risa cukup kaget melihat anak baru itu. Mungkin mereka mengenalnya. Sedikit menguping percakapan.

“Ah!” seru Sakuma dengan raut muka kaget

“Mizuki-chan (?)” Risa menggumam dengan nada berbisik.

“Risa, daijoubu? Kamu kenal sama dia?” tanya Haruna.

“Un? Ah, daijoubu! Aku ngerasa kayak kenal aja.”

Haruna hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O.

“Hai, hari ini kita kedatangan murid baru. Namanya Arisawa Mizuki. Arisawa-san, harap memperkenalkan diri.” kata Inohara-sensei yang lebih sering dipanggil Inochi-sensei.

“Arisawa Mizuki desu. Yoroshiku onegaishimasu.” kata Arisawa sambil menunduk sopan.

“Arisawa ini dari sekolah khusus wanita. Pindah ke sini karena ingin mencari suasana baru. Benar begitu bukan, Arisawa-san?” tanya Inochi-sensei.

“Hai!” jawab Arisawa semangat.

“Sensei, bangku di belakang saya kosong!” seru Nozawa sambil cengengesan padahal nggak ada yang lucu sama sekali.

“Arisawa-san, silahkan duduk di sana. Hai, kita mulai pelajaran kita tentang . . .” Inochi-sensei langsung mengawali pelajaran.

***

Fukka’s POV

Hore!!! Bel istirahat berbunyi. Hari ini ada makanan dari sekolah. Ada natto. Yatta! Natto daisuki! Selain natto, ada katsu kare juga. Katsu kare adalah makanan favorit teman-teman sekelas. Aku juga menyukainya. Katsu kare buatan sekolah memang paling enak!! Kelas langsung menjadi sepi, hanya ada bunyi ketukan sendok pada piring. Mereka semua dengan lahap memakan makan siang hari ini.

“Fukka, ke rooftop yuk!” ajak Hikaru.

“Yuk! Shota mo ikou ka?” tanyaku.

“Un! Ikou!”

“Atashi mo iku!” seru Ruka dengan nada sok imutnya.

Lagi-lagi dia!!! Padahal kami ke rooftop untuk membicarakan masalah kami pribadi, tapi “virus” ini selalu mengganggu kami.

“Ngapain sih lo ikut?! Mau mengumbar privasi?” tanya Shota blak-blakan.

“Ng..nggak sih. Cuma pengen ikut aja.” jawabnya dengan nada yang tetap sok imut, yang membuat orang-orang ingin menutup kupingnya.

“Ya udah kalo gitu. Ikou!” ajak Hikaru dengan senyum di wajahnya.

Hikaru paling bisa menyembunyikan emosi, berbeda dengan Shota. Shota kalau emosi jadi blak-blakan. Nggak emosi pun begitu. Berbeda denganku yang lebih memilih diam dari pada mencari keributan.

Dalam perjalanan menuju rooftop, kami sempat bertemu Risa dan Haruna yang sedang menemani Arisawa keliling gedung sekolah. Jujur, aku saking deg-degannya sampe nggak bisa ngomong sama Risa. Malah yang ngomong Hikaru terus. Shota udah keburu bete gara-gara Ruka ikutan.

“Risa, Haruna!” panggil Hikaru, “Wah, lagi ngajak Arisawa-san keliling ya?”

“Iya.” jawab Haruna.

“Kalian pasti mau ke rooftop ya?” tanya Risa.

“Iya. Duluan yah!” kata Hikaru

Tampaknya Risa tidak senang dengan keberadaan Ruka bersama kami. Setelah mengobrol sebentar, kami pun berpisah. Ruka masih saja bawel dengan suara sok imutnya yang membuat telinga kami pengang. Shota pun angkat bicara.

“Bawel lu ah! Bisa nggak lo ngeluarin suara asli lo? Bukan suara yang dibuat-buat kayak gini!” bentak Shota yang sudah tidak bisa menahan emosinya.

“Ta.. tapi, suaraku memang udah begini dari dulu.” jawab Ruka dengan muka memelas dan suara yang makin dibuat-buat mau nangis.

“Kenapa? Mau caper karena nggak ada yang merhatiin? Atau caper biar jadi ketua OSIS? Lo mau ngerebut Fukka dari Risa kan? Nggak usah nyelak lagi lo!” bentak Shota lebih keras dari yang awal.

Shota kalo udah bentak pasti lawannya langsung diam. Kecuali lawan ngebentaknya aku, Hikaru, Risa, Haruna, dan Asuka. Nggak bisa dihentikan. Nah, saat ini Ruka langsung diam setelah bentakan Shota yang kedua kalinya. Selama perjalanan, Ruka jadi tidak bawel lagi kayak tadi.

***

Shota’s POV

Lah kok si “virus” diem sih? Kayaknya dari tadi baweeeel banget. Kayaknya bentakan gw masih belom kebal di hadapan dia. Bagus lah kalo gitu. Kalo sama yang udah kebal mah susah.

“Ah, akhirnya dapet udara segar juga!” seruku saat sampai di rooftop.

Seperti biasa rooftop rame buat pacaran. Hwahahahahahahaha! Waktu itu Fukka, aku, sama Hikaru pertama kali PDKT juga di sini. Hikaru yang senang dengan langit langsung mengeluarkan hpnya untuk memotret nuansa langit hari ini. Risa dkk juga datang ke sini, tapi yang sekarang ditambah Arisawa. Di samping Arisawa ada Sakuma. Hmm, mungkin mereka udah pacaran sejak lama kali ya? Atau mungkin mereka bersaudara? Hmm, mana ku tahu masalah seperti itu.

“Kyou no sora wa kirei deshou?” tanya Mika yang sudah berada di sebelah Hikaru.

“Ah. Mika-chan!” kata Hikaru yang mengeluarkan tanda-tanda gugup, “so..sou da!”

Senangnya ada mereka di sini. Jadi rame! Karena kita semua dekat jadi udah biasa. Sakuma selalu memiliki aura yang berbeda. Saat berangkat sekolah ia selalu tertawa dan enak diajak ngobrol, tapi kalau sudah di kelas dia berubah jadi cowok super pendiam. Entah apa yang dipikirkan, semuanya tidak ada yang mengerti. Semoga dengan kedatangan Arisawa di kelas dapat membantunya untuk bisa tersenyum.

“Fukka, pinjem NDS dong.” kata Risa dengan nyengir lebarnya.

“Nih!” kata Fukka sambil memberikan NDS yang selalu dibawa kemana-mana, “pasti mau lanjutin ya?”

“Tahu aja.” kata Risa dengan senyum manisnya

Ah, enaknya Fukka. Punya gebetan yang memiliki kegemaran yang sama. Kalau dibanding aku, jauh banget. Hikaru cukup setipe lah sama gebetannya. Tapi Mika suka terlampau cuek. Kalau dilihat-lihat juga, mereka adalah pasangan yang serasi. Haduuh, Shota!!! Mikirin apa sih kamu?? Kami di rooftop mengobrol ngalor ngidul, ngecengin yang lagi PDKT, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar: